Bolehkah Ibu Menyusui Makan Jengkol? - Pregnabel
Jengkol adalah salah satu makanan yang banyak digemari, meskipun ada sebagian orang yang menghindarinya karena bau yang cukup tajam. Jengkol dapat diolah menjadi berbagai hidangan, seperti semur jengkol, jengkol balado, dan rendang jengkol. Rasanya yang khas bisa meningkatkan nafsu makan banyak orang.
Namun, pertanyaannya adalah apakah ibu menyusui boleh makan jengkol? Ada anggapan bahwa makanan ini dapat menyebabkan gangguan pencernaan pada bayi yang disusui. Selain itu, aroma jengkol yang kuat dikatakan bisa merubah rasa ASI, sehingga bayi jadi enggan menyusui. Jadi, apakah ibu menyusui boleh mengonsumsi jengkol?
Manfaat Jengkol untuk Kesehatan
Sebelum menjawab apakah ibu menyusui boleh makan jengkol, penting untuk memahami kandungan gizi yang ada dalam jengkol. Meskipun bau dan rasanya khas, jengkol mengandung banyak nutrisi yang bermanfaat. Dalam seporsi jengkol, Anda akan menemukan protein, karbohidrat, serat, air, kalsium, fosfor, kalium, natrium, vitamin C, serta antioksidan. Kandungan-kandungan ini memberikan berbagai manfaat kesehatan bagi ibu menyusui, di antaranya:
• Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
• Memperkuat tulang dan sendi
• Menambah energi selama masa menyusui
• Mengurangi keluhan kram dan kelelahan
• Membantu mengendalikan tekanan darah
• Menjaga kadar gula darah tetap stabil
• Melancarkan proses pencernaan
Dengan kandungan gizi yang melimpah, jengkol dapat memberikan banyak manfaat bagi ibu menyusui jika dikonsumsi dengan tepat.
Bolehkah Ibu Menyusui Makan Jengkol?
Lalu, bolehkah ibu menyusui makan jengkol? Berdasarkan kandungan nutrisinya yang baik, ibu menyusui sebenarnya boleh mengonsumsi jengkol. Sampai saat ini, tidak ada bukti atau penelitian yang menunjukkan bahwa jengkol berbahaya bagi bayi yang mendapatkan ASI eksklusif. Malah, jengkol bisa memberikan manfaat kesehatan bagi ibu menyusui, asalkan dikonsumsi dalam jumlah yang wajar.
Namun, meski jengkol aman dikonsumsi, ada hal yang perlu diperhatikan. Jengkol mengandung asam jengkolat yang cukup tinggi. Jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan, ibu menyusui bisa mengalami keracunan jengkol, yang dikenal dengan istilah kejengkolan. Gejala keracunan ini antara lain kesulitan buang air kecil, rasa nyeri di pinggang atau perut, mual, muntah, dan tekanan darah yang meningkat. Risiko keracunan ini akan lebih tinggi jika jengkol yang dikonsumsi masih mentah atau dimasak kurang matang.
Selain itu, jengkol sering kali diolah dengan bumbu yang pedas. Makanan pedas dapat memicu iritasi pada lambung, terutama bagi ibu yang memiliki riwayat maag atau gangguan asam lambung (GERD). Oleh karena itu, ibu menyusui yang memiliki riwayat penyakit tersebut sebaiknya menghindari memasak jengkol dengan bumbu pedas berlebihan.
Jengkol Bisa Dikonsumsi dengan Aman Asalkan...
Jawaban untuk pertanyaan "Bolehkah ibu menyusui makan jengkol?" adalah bisa, asalkan dikonsumsi dengan bijak. Ibu menyusui disarankan untuk mengonsumsi jengkol dalam jumlah yang wajar, memastikan bahwa jengkol dimasak dengan baik, dan tidak terlalu pedas. Selain itu, penting untuk mengombinasikan jengkol dengan lauk bergizi lainnya seperti telur, ikan, tahu, tempe, daging, serta aneka sayur dan buah. Menu makanan yang sehat sangat penting agar ASI yang dihasilkan tetap berkualitas dan mendukung pertumbuhan bayi dengan baik.
Jika ibu masih merasa ragu atau ingin tahu lebih lanjut mengenai porsi jengkol yang aman, ibu bisa berkonsultasi dengan dokter melalui layanan chat online. Ini akan memberikan informasi lebih lanjut mengenai cara mengonsumsi jengkol dengan aman selama menyusui.
Kesimpulan
Jadi, ibu menyusui sebenarnya boleh menikmati jengkol, asalkan mengonsumsinya dalam jumlah yang wajar dan memastikan jengkol dimasak matang. Menghindari makanan pedas juga penting jika ada riwayat gangguan lambung. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, ibu bisa tetap mendapatkan manfaat kesehatan dari jengkol tanpa khawatir mengganggu kualitas ASI atau kesehatan bayi.